Pohon Bintaro (Cerbera manghas) termasuk tanaman mangrove tropis, asli kawasan Asia, Australia, Madagaskar, dan sekitar Samudra Pasifik. Di Indonesia, sering ditemukan di pesisir hingga perkotaan sebagai tanaman peneduh
-
Ukuran: Tinggi mencapai 10–20 meter, terkadang hingga 30 meter
-
Batang: Bertipe berkayu, tegak, bulat, dan sering memiliki bintik hitam
-
Daun: Tunggal, lonjong, licin dan mengkilap dengan panjang sekitar 15–25 cm, ujung meruncing
Bunga: Bunga majemuk berwarna putih, harum, berbentuk terompet dengan pangkal merah muda dan memiliki lima benang sari
-
Buah: Berbentuk oval/bulat telur, awalnya hijau pucat, lalu berubah merah kemerahan saat matang, dengan struktur berlapis
Racun & Bahaya
Semua bagian pohon, terutama bijinya, mengandung senyawa jantung glikosida seperti cerberin yang sangat toksik, bisa menyebabkan gangguan irama jantung dan bahkan kematian
Manfaat
Meskipun beracun, pohon Bintaro punya berbagai manfaat potensial:
-
Bahan bakar biodiesel: Minyak bijinya mengandung 35–64% minyak, cocok untuk produksi biodiesel
-
Biopestisida: Efektif sebagai pestisida alami untuk mengusir tikus—bau toksinnya mengganggu metabolisme dan menyebabkan efek knock-down pada hama
-
Farmasi tradisional: Beberapa bagian digunakan secara tradisional sebagai obat pencahar, anti-rematik, sedatif, dan antisosiseptif
-
Lingkungan: Pohon ini juga membantu menyerap polutan dan CO₂, serta memberikan oksigen—mendukung penghijauan kota
Status Konservasi
Statusnya tergolong stabil menurut IUCN Red List, berkat banyaknya penanaman ulang dan penggunaannya dalam program penghijauan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang posting di atas!
"Gunakan bahasa yang baik dan sopan ya...!"
TERIMA KASIH