Tanaman sukun (artocarpus altilis) menjadi tanaman tren di Sulawesi Barat sejak Pj Gubernur Sulawesi Barat, Dr Bahtiar Baharuddin, meluncurkan program sinergi menanam sukun, dengan misi menjadikan provinsi Sulawesi Barat sebagai sumber sukun dunia. Sejak tiba di Prov Sulawesi Barat dan memulai tugas sebagai Pj Gubernur pada Minggu, 19 Mei 2024, setidaknya ada 3 event yang menjadi ajang awal Bahtiar Baharuddin untuk menggalakkan penanaman sukun di Sulawesi Barat, yakni pada hari peringatan kebangkitan nasional sekaligus hari pertama berkantor sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat, Senin 20 Mei 2024, beliau melakukan penanaman sukun di area kompleks kawasan perkantoran Gubernur Provinsi Sulawesi Barat dan kompleks Lanal Mamuju bersama Danlanal Mamuju; pada hari Selasa 21 Mei 2024, melakukan penanaman sukun setelah apel bersama dengan Bupati Mamuju beserta jajaran di area kompleks kantor Bupati Mamuju; dan pada hari Rabu, 22 Mei 2024, melakukan penanaman sukun bersama Wapres RI Ma’ruf Amin dan pejabat lainnya disela- sela kunjungan wapres RI di Mamuju.
Tanaman sukun adalah salah satu tanaman khas dari wilayah Nusantara. Dilansir dari wikipedia.org, sukun diperkirakan berasal dari Nusantara hingga Papua. Migrasi suku-suku Austronesia sejak 2000 tahun yang lalu sebelum Masehi, tanaman ini juga turut menyebar ke Pasifik. Saat ini. Sukun menyebar luas diberbagai belahan dunia khususnya pada daerah lingkar tropis.
Sukun menyukai daerah dengan iklim tropis, suhu panas sekitar 200 – 400, banyak hujan dan lembab, serta lebih cocok didaerah dataran rendah dibawah 600 mdpl, walau juga dijumpai tumbuh sampai ketinggian 1500 mdpl. Anakan membutuhkan matahari penuh untuk tumbuh besar. Kebanyakan tumbuhan sukun akan tumbuh baik pada tanah aluvial yang subur, dalam dan berdrainase baik, akan tetapi variasi kemampannya sangat besar, maka varietas-variaetasnya ada yang tumbuh baik di tanah berawa, tanah berkapur, tanah payau dsb.
Dalam konteks ekologis, tanaman sukun memiliki beberapa fungsi ekologis penting. Dikutip dari bnpb.go.id, pohon sukun dapat berfungsi untuk mencegah longsor dan banjir. Dengan lebar akar yang mencapai belasan hingga 20 meter, dapat mencegah pergerakan tanah dan longsor. Selain itu, Akar pohon sukun juga bisa menyerap air yang banyak, dimana pada pohon sukun yang telah berumur 30-40 tahun disekitarnya akan dapat ditemukan sumber air. Hal ini dapat digunakan sebagai mitigasi jika terjadi bencana kekeringan. Keunggulan lain pohon sukun adlah akarnya dapt mengikat banyak air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
Dalam konteks ketahanan pangan, sukun dapat menjadi salah satu solusi mengatasi masalah krisis pangan. Sukun adalah tanaman tropis, yang mengandung karbohidrat kompleks didalam buahnya, sehingga dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok bila terjadi gagal panen padi. Sukun juga dapat menjadi makanan diet karena buah sukun memiliki kandungan mineral dan vitamin yang lebih tinggi tetapi memiliki kalori yang lebih rendah dibanding sumber karbohidrat lainnya seperti beras dan kentang.
Dengan adanya fungsi ekologis, dan untuk memperkuat sektor ketahanan pangan di Sulawesi Barat khususnya Mamuju, tidak ada salahnya untuk mulai menanam pohon sukun
sumber : https://dlhk.mamujukab.go.id/berita-5268-fungsi-ekologis-tanaman-sukun-artocarpus-altilis.html
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang posting di atas!
"Gunakan bahasa yang baik dan sopan ya...!"
TERIMA KASIH